terkadang kau berkata manis,

terkadang kau berkata pahit.

kau datang lalu kau pergi,

hingga ku tak peduli.

suatu hal yang ironis,

ketika kau sembunyi dengan wajah yang tidak ku kenali.

kata-kata yang harum,

perlahan-perlahan membusuk mengikuti dirimu yang bertopeng.

untuk apa kadang ku renung,

kau bermain peran di hidupmu.

nyata memang hidup itu bagai panggung sandiwara,

yang di setiap babak akan ada banyak karakter yang bermain.


dapat ku kata lelah,

tapi hanya senyum di wajah.

mungkin itu yang diinginkan khalayak,

senyum palsu yang tidak bermakna.

hanya untuk memuaskan orang,

tetapi mendustai diri.

dikata tak boleh munafik,

tapi ketika apa adanya dihakimi.

sebenarnya apapun yang dilakukan,

semua akan sama saja.

orang akan tetap menilai,

tapi apakah kita dapat memilah?


ditulis dalam lamunan akan fakta dunia di suatu hari di pertengahan tahun 2019.

One thought on “muslihat

Leave a comment